50 Kontainer Biji Kopi Ekspor ke Mesir, Ekspor Sumsel Terkendala Pelabuhan

Senin 15-05-2023,21:56 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti

Termasuk dalam hal pendampingan yang diberikan ketika terjadi malah dalam importasi tersebut.

Bagaimana dengan ekspor kopi Sumsel, yang juga memiliki sentra penghasil kopi, salahsatunya Pagar Alam?

BACA JUGA:Tehnik Sambung Pucuk Bisa Tingkatkan Produktivitas Tanaman Kopi

Dikutip laman Antaranews, ekspor kopi Sumsel masih berkutat dengan infrastruktur transportasi. Ya, salahsatunya pelabuhan.

Sebagaimana yang dibeberkan oleh Ketua Dewan Kopi Sumsel, Zein Ismed.

Pemerhati sekaligus penggiat kopi tersebut mengatakan, bahwa awalnya Sumsel hanya mampu mengekspor 21 ton biji kopi dari 150.000 ton biji kopi kering hasil panen per tahun di daerah itu. 

Ia menyebutkan ekspor biji kopi dari daerah itu melalui pelabuhan lokal pada tahun 2019 ditetapkan sebanyak 50.000 ton.

BACA JUGA:Memburu Rasa Kopi yang Unik di Pagar Alam: Menelusuri Jejak Sejarah Kopi yang Ditanam Belanda

"Pelabuhan besar di Sumsel belum mampu mengakomodasi besarnya hasil kopi setiap tahun, baik Pelabuhan Boom Baru atau Tanjung Api-api, permasalahannya ada di daya tampung kapal," ujar Ismed.

Menurut dia, Pelabuhan Boom Baru Palembang hanya mampu menampung kapal bermuatan delapan ribu ton, sementara Pelabuhan Tanjung Api-api belum beroperasi penuh karena masih dikembangkan.

Akibatnya kopi Sumsel diekspor melalui pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Lampung sejak 40 tahun lalu.

Wajar saja, kooi Lampung disebut lebih tenar ketimbang Kopi Sumsel.

Dikarenakan ongkos distribusi lebih murah, sehingga secara tidak langsung Sumsel kehilangan potensi PAD dari ekspor kopi.

"Dulu di Palembang ada 70 eksportir kopi yang pengirimanya ke lewat Sungai Musi, tapi sekarang sungainya semakin dangkal dan kapal-kapal besar tidak dapat masuk, sehingga jumlahnya tinggal tiga eksportir  saja saat ini," katanya. (*)

Kategori :