PAGARALAMPOS.COM - Sejarah Indonesai sayang kaya, terutama membahas kerajan-kerajaan yang pernah menguasai Nussantara.
Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, Hebat dan Ditakuti Di Zamannya?
Kamis 15-06-2023,08:39 WIB
Editor : Edi
Pendidikan telah menjadi media atau proses pembelajaran dari generasi ke generasi. Pendidikan bahkan sudah ada sejak zaman dahulu, terutama di zaman kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit. Dilansir dari buku 'Landasan Pendidikan' oleh Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, pendidikan terus berlangsung dalam kehidupan dan dalam praktiknya selalu berbeda seiring perkembangan zaman.
Lantas bagaimana pendidikan di zaman kerajaan? BACA JUGA:Majapahit Gagal, Muncul Kesultanan Demak Yang Taklukan Pajajaran dan Sebarkan Islam Di tanah Jawa, Benarkah? Orientasi Sistem Pendidikan Zaman Sriwijaya dan Majapahit, d ilansir dari buku Sejarah Kelas Xl oleh Nana Supriatna, pendidikan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit hampir sama.
Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikan Buddha dan penyebaran ke Asia Tenggara. Sedangkan pendidikan Majapahit diorientasikan dan dipengaruhi oleh pandangan hidup agama Hindu-Buddha.
Karena kental dengan unsur agama, tujuan pendidikan pada zaman Sriwijaya dan Majapahit adalah supaya masyarakatnya mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang religius serta keperluan individu dan sosial.
Tujuan pendidikan menjadi seorang religius yaitu mampu menjalankan tugas keagamaan, yaitu agama Buddha dan agama Hindu.
BACA JUGA:Nah Lo, Ternyata Kerajaan Islam Banten Yang Hancurkan Pajajaran, Bukan Majapahit! Sedangkan keperluan individu berkaitan dengan kebutuhan hidup dan sosial atau masyarakat yang berarti melaksanakan hak dan kewajiban sebagai masyarakat.
Aspek Sistem Pendidikan Zaman Sriwijaya dan Majapahit
1. Peserta Didik atau Murid
Peserta didik diklasifikasikan seperti ahli waris dan kaum ningrat akan dididik oleh kaum Brahmana dan para pendeta yang khusus ke keraton. BACA JUGA:Wajib Diketahui! Ini 5 Suku Asli Sumatera Selatan Ini Keturunan Majapahit yang Sampai Sekarang Masih Ada Lalu terdapat masyarakat biasa, mereka adalah petani dan punggawa. Serta murid dari luar daerah, yaitu seorang murid dari berbagai macam negara yang datang untuk menuntut ilmu yang biasanya para musafir Budha dan belajar di Sriwijaya.
Pada sistem ini guru akan mudah karena tidak terlalu banyak peserta didik. Namun, ini sangat menjelaskan ketidakadilan karena hanya golongan atas yang menerima pendidikan. 2. Pendidik atau Guru Dalam agama Hindu, untuk menciptakan manusia baru perlu ada guru yang menyebarluaskan ilmu. Pendidik atau guru yang berperan yaitu seorang kaum Brahmana atau kaum ulama. BACA JUGA:Miliki Strategi Hebat, Kerajaan Padjadjaran Tak Kalah Dengan Majapahit Para kaum Brahmana ini belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu seperti, teologi, sastra, bahasa, serta ilmu bermasyarakat.
Tak lama pengaruh Buddha-Hindu ini masuk ke keraton dan menciptakan lembaga pendidikan keraton. Lembaga ini dimanfaatkan untuk mendidik ahli waris dan keturunan-keturunan raja oleh para pendeta keraton sebagai pendidik.
Adapun untuk masyarakat di luar keraton, terdapat guru pertapa yang menerima muridnya dari berbagai kalangan. BACA JUGA:Mendapat Ancaman dari Majapahit! Begini Strategi Pembeda Kerajaan Padjajaran yang Mengesankan
3. Media Pendidikan Pusat teologi Buddha dengan guru-guru besar terdapat di pulau Jawa. Selain itu, di Sumatera terdapat kerajaan Sriwijaya yang pusat pemerintahannya dari Ganton hingga India pada tahun 671. Banyak yang datang untuk belajar gramatika bahasa Sanskerta, Selain itu perguruan tinggi Sriwijaya juga tidak kalah dengan perguruan tinggi yang ada di India.
4. Kurikulum atau Materi Pelajaran Pada zaman ini materi yang disampaikan berupa ilmu-ilmu teologi, sastra, bahasa dan ilmu-ilmu bermasyarakat. Selain itu ada juga ilmu-ilmu seperti ilmu perbintangan, ilmu perhitungan waktu dan ilmu pasti. BACA JUGA:Menakjubkan! Ini 8 Destinasi Wisata di Pulau Borneo, Syurganya Wisata Lalu adanya perkembangan budaya Hindu dan Indonesia melahirkan ciri-ciri yang khas. Seperti Majapahit yang melahirkan empu-empu pujangga dengan karyanya. Selain itu terdapat seni bangunan dan pahat, sastra, hingga filosofi.
Selain itu, terbentuklah pendidikan kejuruan dan keterampilan seperti pertanian, pelayaran, perdagangan, konstruksi bangunan, seni pahat, dan sebagainya.
5. Organisasi Pendidikan Selain sistemnya, terciptalah suatu organisasi atau lembaga pendidikan yang menaungi pendidikan pada masa ini. BACA JUGA:6 Wisata Sulawesi Selatan Populer, Punya Pemandangan yang Indah! 6. Metode Pendidikan Sekitar abad ke-4 hingga abad ke-8 merupakan wujud sistem pendidikan tinggi. Sehingga menjelang jatuhnya kerajaan Hindu di Indonesia pada abad-abad terakhir ini membuat sistem pendidikan tidak berjalan seperti dulu.
Pembelajaran dilakukan oleh guru ke siswa dalam jumlah terbatas dalam suatu sekolah. Pada sekolah inilah siswa diajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat umum dan ilmu-ilmu bersifat spiritual atau agama. Seperti pada abad ke-10 di Jawa Timur terdapat lembaga pendidikan sistem Vihara. Wihara ini merupakan tempat belajar dan hidup bersama para biksu atau pendeta Budha.
Kategori :