Kelakuan Jacqueline yang sangat mengganggu membuat Linnet dan Simon meminta perlindungan pada Hercule Poirot.
Hingga akhirnya, ada sebuah tragedi pembunuhan yang merusak bulan madu tersebut.
Poirot pun harus turun tangan dalam memecahkan misteri di balik kasus pembunuhan tragis itu.
BACA JUGA:Sekilas Sejarah dan Budaya Kota Palembang
Sama seperti Murder on the Orient Express, film Death on the Nile masih mengedepankan sinematografi indah dengan efek visual yang epik.
Format 65mm film yang digunakan oleh sinematografer Haris Zambarloukos menambah keunikan dari film ini.
Misteri yang terjadi di film juga disusun secara perlahan dan mendetail.
Hal itu membuat orang seolah dipaksa untuk terus merasa penasaran dengan akhir ceritanya.
BACA JUGA:Wako: Saya Bangga dan Mencintai Budaya Besemah
Hadirnya Gal Gadot juga membuat Death on the Nile semakin terasa memesona.
Kecantikannya sangat membius di film ini ditambah dengan akting yang memukau membuat Gadot terlihat sangat sempurna.
Musik yang ditata oleh komposer Patrick Doyle juga jadi aspek penting di Death on the Nile.
Sebab, musik garapannya membuat film semakin terasa megah dan mewah sekaligus menegangkan.
BACA JUGA:Wajib Diketahui! Ini Sejarah Suku dan Budaya di Lahat
Namun, memang alur film ini berjalan dengan sangat lambat.
Bagi orang-orang yang kurang menggemari film misteri, mungkin Death on the Nile akan terasa membosankan.