Perjalanannya memang melelahkan, namun di sepanjang jalan Anda bisa menikmati udara sejuk dan perbukitan yang mempesona.
Sesampainya di pemukiman Baduy, Anda bisa melihat rumah-rumah mereka yang terbuat dari bambu dan tertata rapi.
BACA JUGA:Mau Tau, Ini Daftar Belasan Motor Listrik yang Dapat Subsidi Rp7 Juta
Sungai yang mengalir di pemukiman ini juga sungguh jernih, karena Suku Baduy sangat menghargai alam. Dari beberapa cabang sungai, yang mereka gunakan sehari-hari hanya satu.
Cabang sungai lain yang airnya jernih bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar serta wisatawan yang datang. Hutannya juga terjaga karena masyarakat Baduy selalu menjaga kebersihan dan tidak merusak hutan.
3. Desa Trunyan
Desa Trunyan merupakan desa yang berada di Kabupaten Bangli, Bali. Jika desa-desa diatas memiliki nilai keindahan yang tiada duanya. Desa Trunyam malah kebalikannya Desa ini dikatakan sebagai desa unik karena budaya dan adat istiadat yang tak biasa masih terjaga di desa ini.
Pemandangan yang hijau di desa ini dilengkap dengan banyaknya tengkorak manusia yang berserakan dimana-mana.
BACA JUGA:Kering Tanpa Budaya? Ini Budaya Pagaralam
Seram pasti, namun hal inilah yang membuat desa Bungli menjadi unik. Desa ini punya kuburan di sisi timur Danau Batur. Di sini, jenazah tidak dikuburkan.
Jenazah yang ada dibiarkan saja di atas tanah hingga membusuk. Sungguh berbeda dengan warga Bali lainnya yang mayoritas melakukan upacara Ngaben saat ada orang yang meninggal.
4. Desa Kete Kesu
Hampir sama dengan Desa Trunyan yang ada di Bali Desa Kete Kesu yang terletak di Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini mempunyai keunikan yang tak biasa. Masyarakat di desa wisata ini punya kepercayaan bahwa menguburkan jenazah manusia di tebing batu adalah hal baik.
Maka jangan heran jika Anda menyaksikan tengkorak berserakan di berbagai sisi tebing di Kete Kesu.
Di Desa Kete Kesu, ada dua cara pemakaman. Jenazah ada yang ditaruh di gunung batu dan gua alam, atau makam rumah yang disebut patane dalam bahasa Toraja. Saat berlibur ke desa ini, Anda bisa melihat peti mati orang Toraja yang disebut erong.
BACA JUGA:Gunung Dempo Pagaralam Pernah 7 Kali Meletus, Tahun Berapakah?