Letak kota tua ini persis di dekat pantai Ampean. Banyak gedung atau bangunan tua dengan gaya art deco masih berdiri di berbagai sudut kota. Bangunan yang terkesan kuno ini masih dipertahankan oleh warga setempat agar menjadi ikon yang menarik perhatian wisatawan.
Selain untuk menjadi destinasi wisata, kota tua ini juga kaya akan nilai sejarah. Pusat perekonomian pasa masa kolonial terjadi di kota yang dekat dengan pantai ini. Oleh karena itu, banyak bangunan yang didirikan oleh pihak kolonial dan sampai sekarang masih bertahan.
BACA JUGA:6 Tips Merawat Laptop agar Tidak Cepat Rusak
4. Pura Meru
Pura Meru ini merupakan pura terbesar di kepulauan Lombok. Kata ‘Meru’ diambil dari nama gunung yang berada di Jawa Tengah. Kata tetua dulu, kerajaan Singosari ada hubunganya dengan gunung tersebut. Maka dari itu nama keduanya hampir mirip.
Di tengah pura ini terdapat gasebo untuk musyawarah para umat Hindu. Setelah selesai melihat-lihat kawasan pura, jangan lupa membeli oleh-oleh di pasar yang berada dekat dengan pura ini.
BACA JUGA:6 Tips Merawat Laptop agar Tidak Cepat Rusak
5. Museum NTB
Peninggalan sebelum manusia mengenal tulisan tersimpan rapih di dalam gedung yang memiliki 2 ruangan ini. Selain itu, Anda akan melihat buaya Muara dengan panjang 4,1 meter yang telah diawetkan.
Ruangan kedua dari museum ini banyak menampilkan koleksi baju adat dari berbagai suku di Lombok. Dan di sisi kiri kanannya terdapat peninggalan dari Dinasti Ching (Cina). Museum ini buka sekitar jam 8 pagi dan akan tutup jam 2 siang. Anda bisa membeli tiket untuk masuk ke museum ini dengan harga Rp4000 saja.
BACA JUGA:5 Daftar Air Terjun Tertinggi di Indonesia
6. Pura Gunung Sari
Tempat ini sangat cocok untuk Anda yang sedang mencari wisata spiritual. Pura ini memiliki suasana yang menenangkan dan sangat sepi. Detail dari pura ini masih erat dengan abad ke-17, sehingga menambah kesan spiritual yang didapatkan.
Pura Gunung Sari ini jarang dikunjungi oleh wisatawan karena letaknya yang dalam dan tertutup. Maka dari itu suasananya menjadi lebih sepi, karena hanya warga sekitar yang sering datang ke pura ini.