Menjadi Gerakan Bersama, Pemerintah Canangkan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegras

Rabu 01-03-2023,10:55 WIB
Reporter : kemkes.go.id
Editor : Elis

PAGARALAMPOS.COM - Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo resmi canangkan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi menjadi gerakan bersama. Gerakan tersebut bertujuan untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia, pada Selasa (28/2) di gedung Kemenko PMK Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan antara lain pengukuran lingkar kepala, berat dan tinggi badan bayi, pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A bagi balita dan penyuluhan kesehatan oleh para kader Posyandu.

Gerakan tersebut melibatkan 300 ribu Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah balita yang ditimbang sekitar 14 juta.

Gerakan ini digelar untuk mendeteksi gejala stunting terhadap Balita di Indonesia. Harapannya, stunting dapat dicegah sedini mungkin dan diintervensi.

BACA JUGA:Wamenkes Sebutkan 3 Strategi untuk Tingkatkan Pengembangan Poltekes Padang

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penanganan stunting ini menjadi prioritas utama di Kementerian Kesehatan. Hal yang perlu diperbaiki adalah waktu penimbangan anak, sebelumnya diukur 5 tahun sekali harus diubah menjadi 1 bulan sekali.

''Terkait penanganan stunting kami bertanggung jawab di intervensi spesifik sebesar 30%. Sisanya 70% intervensi sensitif di bawah koordinasi BKKBN,'' ujar Menkes Budi pada pencanangan tersebut.

Ada sejumlah hal yang penting diperhatikan untuk mencegah anak jadi stunting, pertama pada saat ibu remaja jangan sampai kekurangan darah. Karena itu Kemenkes memprogramkan pemberian tablet tambah darah dan diminum oleh remaja putri di sekolah.

Kedua adalah pada saat ibu hamil, intervensi yang dilakukan adalah pemeriksaan kandungan dengan USG.

BACA JUGA:Ka BNN RI Borong Arabika dan Robusta

Kemenkes sedang berproses melengkapi semua Puskesmas dengan USG untuk mempermudah ibu hamil.

Intervensi gizi diberikan melalui makanan dengan protein hewani, karena protein hewani dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan otak anak. Protein hewani bisa dari telur, ikan, ayam, dan daging sapi.

Ketiga adalah intervensi pada anak setelah lahir. Menkes Budi menekankan jangan sampai anak stunting.

''Ketika bayi sudah lahir ini harus dijaga gizinya yaitu dengan ditimbang berat badannya harus sebulan sekali. Saya tekankan yang penting jangan nunggu stunting,'' ucap Menkes.

BACA JUGA:Bakal Bangun Gedung Arsip Pertanahan

Kategori :