BATANG, PAGARALAMPOS.COM - Blangkon adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana adat Jawa. Kain untuk kepala ini mengunakan ada yang polos dan ada juga yang bermotif hias batik.
Ditemui di tempat kerajinannya di Jalan Kalipucang Kulon RT 4 RW 01, Kecamatan/Kabupaten Batang, Misbah mengungkapkan, pemasaran kerajinannya berkembang seusai ikut program yang digagas gubernur sejak awal masa pandemi.
Blangkon hasil kerajinannya digarapnya sendiri. Mulai dari menyeleksi kain batik yang mengutamakan batik Batang, menjahit, mengelem sampai membentuknya menjadi blangkon yang layak pakai, dan tentu pantas dipakai. Setelah itu, Misbah memasarkannya di kios milik desa serta melalui online.
“Saya fokus di batik khas Batang untuk saya buat blangkon. Ini motif batik Batang,” ujarnya.
BACA JUGA:Kemendagri Berikan Pembekalan Kader Bela Negara, Sekjen Ajak Para Aparatur Bumikan Pancasila
Misbahun Najib, merasa bersyukur karena kini kerajinan blangkon buatannya berhasil merambah pasar nasional. Kemajuan tersebut tak lepas dari keikutsertaanya di program Lapak Ganjar.
“Setelah ikut Lapak Ganjar, itu ada peningkatan penjuualan dari yang tadinya sekitar Jawa Tengah, sekarang sudah sampai hampir di seluruh Indonesia,” kata Misbah di tempat kerajinannya, beberapa waktu lalu.
Dari daerah yang jadi pasarnya, terang dia, yang sering memesan pelanggan di Medan, Palembang, Jambi, dan sejumlah titik di daerah Sumatera. Bahkan, para konsumen itu banyak yang melakukan order kembali setelah pembelian pertama.
“Setelah ikut Lapak Ganjar, tidak hanya sekali beli tapi hampir empat kali beli. Berarti kan cocok,” bebernya lebih lanjut.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Ciptakan Penulis Karya Sastra Muda
Tidak hanya itu, manfaat keikutsertaan dari Lapak Ganjar juga membuat kerajinannya makin laris. Sebab dulu sebelum ikut Lapak Ganjar, sehari laku satu blangkon, tapi setelah ikut, terjadi peningkatan.
“Paling dulu itu sehari cuma 1 pieces. Sekarang ikut Lapak Ganjar, minimal sehari bisa 2 pieces, kadang 4 pieces. Tapi kalau lebih dari itu, karena produksinya terbatas, jadi harus antre,” sambung mantan penjahit salah satu tailor ternama di Kota Semarang ini.
Tidak hanya itu, dia juga membuat baju surjan. Surjan adalah busana atas resmi adat Jawa untuk pria. Bahan dasar surjan terutama adalah lurik, meskipun ada yang memesan dengan bahan bermotif kembang-kembang.
Misbah berharap, baju sorjan akan lebih masif dijual di pasaran.
BACA JUGA:Begitu Antusias Peserta FTBIN 2023 Kunjungi Taman Mini Indonesia Indah