JAKARTA,PAGARALAMPOS.COM - Dua anggota Angkatan Darat Filipina yang dilibatkan dalam Tim SAR untuk menemukan pesawat Cessna yang jatuh di lereng kawah Gunung Mayon, provinsi Albay, tewas disergap pemberontak.
Penyergapan hari Senin 20 Februari 2023 pagi itu diduga dilakukan oleh pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA), saat anggota militer Filipina itu berbelanja di pasar untuk keperluan unitnya.
Dilansir Rappler.com, sebuah pernyataan dari Komando Luzon Selatan (Solcom) yang berbasis di Kota Lucena mengidentifikasi, bahwa tentara yang terbunuh itu adalah Prajurit John Paul Adalim dan Pvt. Mark June Esico, anggota Batalyon Infanteri ke-31 Angkatan Darat. "Keduanya tewas seketika dengan luka tembak di sekujur tubuhnya," demikian pernyataan itu.
Solcom mengatakan, kedua tentara itu sedang berada di pasar di Barangay Cotmon, kota Camalig untuk memasok kebutuhan unit mereka ketika lima pria bersenjata menyergap mereka sekitar pukul 7 pagi.
BACA JUGA:Komisi VIII Apresiasi Program Atensi dan Pena Kemensos
Ayah Esico, Emmanuel mengutuk serangan itu sementara kerabat Adalim menyerukan keadilan.
Komandan Divisi Infanteri (Tombak) ke-9 dan Satuan Tugas Gabungan Bicolandia (JTFB), Mayor Jenderal Adonis Bajao mengatakan, penyergapan tersebut merupakan langkah putus asa NPA karena keberhasilan berturut-turut 9ID di wilayah Bicol melawan pemberontak.
"Ini juga menunjukkan kepengecutan mereka dan kurangnya penghormatan terhadap hak asasi manusia dengan mengambil nyawa termasuk tentara yang ditugaskan untuk memberikan bantuan dan menyelamatkan nyawa warga negara kita," kata Bajao.
Cessna 340 dengan nomor registrasi RP-C2080 , Sabtu 18 Februari 2023 pagi hilang, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bicol (BIA).
BACA JUGA:Marwan Dasopang Yakin Penyandang Disabilitas Juga Mampu Mandiri
Para pejabat mengatakan kontak terakhir pesawat dengan tempat itu sekitar pukul 06:48, yang berjarak 32 kilometer dari bandara dan terbang pada ketinggian 2.600 kaki.
Sehari setelah penyergapan, Otoritas Penerbangan Sipil Filipina mengatakan upaya untuk mencapai tempat yang dimungkinan lokasi jatuhnya pesawat pada 21 Februari itu tidak hasil berhasil.
CAAP mengatakan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) pertama dengan personel CAAP Aircraft Accident Investigation and Inquiry Board (AAIIB) berangkat dari Bandara Old Legazpi dengan helikopter Black Hawk Angkatan Udara Filipina (PAF) pada pukul 6:33 pagi dan kembali pada pukul 7: 24 pagi.
Tim SAR berangkat lagi pada pukul 9:01 pagi menuju titik penurunan yang ditentukan di Gunung Berapi Mayon untuk mencoba mencapai lokasi kecelakaan dengan berjalan kaki. Namun tim kembali pada pukul 09:31 setelah gagal menemukan pendaratan yang aman karena angin kencang di area tersebut.
BACA JUGA:Ihsan Yunus Soroti Skema Perbantuan ASN dalam Penyelenggaraan Pemilu 2024