PAGARALAMPOS.COM - Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra “Satria” Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah secara bertahap terus mendistribusikan alat bantu yang meningkatkan mobilitas dan produktifitas penyandang disabilitas.
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini terus memperkuat kemandirian penyandang disabilitas dengan memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra “Satria” Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah secara bertahap terus mendistribusikan alat bantu yang meningkatkan mobilitas dan produktifitas mereka.
Salah satu penerima manfaat itu bernama Tohir berusia 61 tahun. Penyandang disabilitas fisik yang berasal dari Ajibarang Kulon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tidak menyangka akan mendapat ATENSI berupa motor roda tiga.
Bantuan yang diterimanya, membuat Tohir bersemangat untuk mengantar bambu dan kayu balok yang dijualnya kepada pembeli. Usaha yang digelutinya itu ternyata ia mulai sejak tahun 1995.
BACA JUGA:Edi Bersyukur Terima Bantuan Usaha dari Kemensos
Tohir mengucapkan terimakasih kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Anggota Komisi VIII DPR RI Wastam yang telah memberikan bantuan ATENSI berupa motor roda tiga kepadanya. "Saya berterimakasih kepada orang yang memberikan motor roda tiga ini, saya rasanya senang sekali," kata Tohir saat ditemui di lapak usahanya di Ajibarang, Banyumas, Rabu (8/2/2023).
Semenjak mendapat bantuan tersebut, bapak dari tiga anak itu mengaku sangat terbantu meringankan pekerjaannya. "Sebabnya sekarang bisa memuat muatan banyak. Sudah mampu. Saya menerima bantuan ini sudah 3 bulan. Karena motor roda tiga ini membuat beban saya lebih ringan. Jadi menambah semangat saya. Alhamdulillah, semoga motor roda tiga ini bisa bermanfaat," tuturnya.
Tohir lantas menceritakan bagaimana dirinya kehilangan kedua tangannya dan bangkit dari musibah yang dialaminya. Ia mengatakan kedua tangganya terpaksa diamputasi akibat kecelakaan kerja yang dialaminya pada tahun 1992.
Bapak tiga anak itu sebelum musibah menimpanya merupakan tukang batu atau kuli bangunan. Saat terjadi kecelakaan tersebut, dirinya mengira akan meninggal dunia.
BACA JUGA:3 pejabat Unud Jadi Tersangka dana SPI Rp 3,5 M
"Saya tersetrum tiang listrik. Saat tersetrum, saya sudah mengucapkan inalillahi wa innailaihi rojiun. Saya mengira akan mati. Sudah 5 detik atau 5 menit saya bangkit. Ternyata masih hidup," jelas Tohir.
Sempat pesimis dengan hidupnya, Tohir akhirnya menemukan titik balik kehidupannya pada tahun 1995. Ia bertemu dengan pahlawan hidupnya yang memberikan dirinya pekerjaan.
Saat itu, tetangga adiknya yang merupakan Warga Negara Asing memintanya untuk dicarikan bambu sejumlah 1300 batang.
"Saya tahun 1993 sempat pesimis bagaimana hidup saya. 1995 adalah tahun kebangkitan saya. Saya diberi pekerjaan mencari bambu 1.300. Saya tidak bilang apa-apa. Langsung mengucapkan terima kasih. Saya langsung dikasih uang Rp2 juta," jelas Tohir.
BACA JUGA:Tingkatkan Kemampuan, Personel Samapta Polres Pagar Alam Latihan Beladiri Jujitsu