YOGYAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Pasca meredanya pandemi Covid-19, tercatat Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 5,3 persen.
Hal ini pun berdampak pada terjadinya peningkatan yang cukup signifikan pada konsumsi BBM seperti Pertamax Turbo, Pertamax dan PertaIite serta LPG di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berlandaskan hal tersebut, Komisi VII DPR RI melakukan pemantauan terhadap kesiapan pasokan BBM dan LPG ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Rewulu di DIY.
"Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin mendapatkan masukan dari Bapak/Ibu yang ada di Terminal Rewulu terkait jumlah stok dan supply BBM subsidi dan non subsidi serta LPG 3 kg, apakah telah memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal ini masyarakat khususnya di DIY ini apalagi di tengah pemulihan perekonomian domestik dan nasional tahun 2023 serta ancaman resesi global," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke TBBM Rewulu DIY, Jateng, Kamis (9/2/2023).
Politisi Fraksi PAN itu menambahkan, Komisi VII DPR RI juga ingin memperoleh penjelasan secara langsung mengenai respon masyarakat kecil mengenai uji coba larangan penjualan LPG 3 kg di warung kecil dan juga sistem pengawasan utk menghindari potensi terjadi kecurangan melalui pengurangan volume BBM yang dilakukan oleh SPBU.
"Akan sangat menarik juga kalau Kita bisa mendalami permasalahan terkait Biodiesel 35 persen (B35), yang memang kelanjutan dari RDP yang belum selesai. Persoalan B35 suatu hal yang perlu juga disikapi bagi Kami Dewan mengingat ada dampak beban finansial kepada Pertamina," jelasnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Erry Widiastono mengatakan, TBBM Rewulu merupakan terminal strategis yang menliputi wilayah Jawa Bagian Tengah dan Selatan dan merupakan terminal BBM yang bisa dikatakan cukup canggih dalam sistem penyalurannya. Namun terkait rencana penyaluran B35, ia mengaku TBBM Rewulu memiliki keterbatasan kapasitas dan sarana prasarana fasilitas penyalurannya.
Kapasitas dari tangki timbunnya dan infrastruktur penyalurannya dimana untuk kapasitas injeksinya terbatas hanya 30 persen. Nah, dengan ditingkatkan menjadi 35 persen Kita tentu harus meningkatkan kapasitas bilamana performanya harus ingin menjaga seperti pada saat 30 persen.
BACA JUGA:Sambil Bersepeda, Presiden Jokowi Cek Penataan Kota Medan
"Tentu untuk proses kesana kami terus terang membutuhkan waktu untuk memodifikasi atau meningkatkan kapasitas penyalurannya bahkan mungkin tangki timbun untuk farmingnya nanti,” jelasnya.
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI turut diikuti sejumlah Anggota Komisi VII lain diantaranya, Adian Yunus Yusak Napitupulu (F-PDIP), Gandung Pardiman, Bambang Patijaya, Mukhtarudin, dan Lamhot Sinaga (F-Golkar), kemudian Rico Sia, Rian Firmansyah (F-Nasdem), Ratna Juwita Sari, Abdul Kadir Karding (F-PKB), Hendrik H. Sitompul (F-Demokrat), serta Nur Hasan Zaidi, Diah Nurwitasari (F-PKS).*