PAGARALAM,PAGARALAMPOS.COM - Dilansir detik Finance, Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, Muhammad Khoerur Roziqin mengatakan kinerja Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di kuartal III 2022 ini naik signifikan. Bahkan bisa dikatakan, tahun ini menjadi pertumbuhan saham tertinggi sepanjang sejarah dari segala aspek. Emang sebesar apa sih pertumbuhan bank-bank BUMN ini?
Laba Bersih Himbara Naik 80,7% YOY Dalam paparannya, Khoerur mengungkapkan laba bersih Himbara tumbuh 80,7% secara yoy dari Rp 47,6 triliun menjadi Rp 85,9 triliun. Adapun kontribusi laba bersih Himbara sebesar 55% dari total laba BUMN secara keseluruhan sebesar Rp 155 triliun.
Tabungan Masyarakat di Himbara Naik 4/8 R Himbara juga memiliki kepercayaan masyarakat yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan dari dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan deposito dan giro tumbuh 5,7% dari Rp 3309 triliun menjadi Rp 3499 triliun. “Artinya, masyarakat secara umum percaya dananya disimpan di Himbara,” kata Khoerur.
Tersedianya Lapangan Kerja Bagi Masyarakat Dari sisi lapangan kerja, Himbara mampu menciptakan 52,87 juta lapangan pekerjaan. Hal ini membantu peningkatan ketahanan sosial bagi masyarakat bawah dalam menghadapi berbagai tekanan krisis akibat pandemi COVID-19, kenaikan harga minyak, maupun perang Rusia-Ukraina.
BACA JUGA:Sodetan Ciliwung, Upaya Menyeluruh Pemerintah Kendalikan Banjir Jakarta
Penyumbang Dividen Terbesar Bagi Negara. Adapun, kontribusi dividen dan pajak Himbara kepada negara mengalami peningkatan yaitu 19,3% yoy dari Rp 53,6 triliun kuartal III 2021 menjadi Rp 64 triliun di kuartal III 2022. Kontribusi Himbara keseluruhan dividen dibayar ke negara mencapai 61,8%.
Dari fakta barusan kita bisa melihat bahwa penyumbang total laba dan dividen terbesar BUMN terhadap negara justru berasal dari sektor perbankan. Selain itu secara historis juga kinerja sektor perbankan masih mencatatkan hasil yang positif bahkan di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina sekaligus.
Sampai sini sudah paham belum kenapa saham-saham bank BUMN dengan market cap besar cocok untuk investasi jangka panjang?*