PAGARALAM,PAGARALAMPOS.COM - Dari empat pelatih lokal di Premier League saat ini, tiga di antaranya dalam situasi sulit bersama klub masing-masing.
Frank Lampard (Everton) dan Gary O’Neill (AFC Bournemouth) ada di zona degradasi. Graham Potter (Chelsea) masih belum bisa membawa Chelsea naik dari sepuluh besar. Satu-satunya yang sukses adalah Eddie Howe.
Bersama Newcastle United, Howe membawa klub milik Kerajaan Arab Saudi itu konsisten bersaing di zona Liga Champions (empat besar) dalam tiga bulan terakhir.
Hal tersebut dibarengi dengan streak nirkalah The Magpies –sebutan Newcastle United– menjadi 15 laga. Terlepas Kieran Trippier dkk hanya bermain seri 0-0 kontra Crystal Palace di Selhurst Park kemarin 22 Januari dini hari WIB.
Kekhawatiran Howe terhadap lini serangnya yang hanya mampu mencetak 1 gol dalam empat matchweek terakhir memang terbukti di kandang Palace.
Callum Wilson dan Alexander Isak banyak bergelut dengan cedera. Tapi, masalah tersebut tidak terjadi di lini pertahanan. The Magpies nirbobol dalam enam matchweek terakhir.
Kuartet Trippier-Fabian Schar-Sven Botman-Dan Burn plus kiper Nick Pope dengan hanya kemasukan 11 gol menjadi lini pertahanan terbaik di Premier League musim ini. Lebih baik daripada juara bertahan Manchester City yang sudah kemasukan 14 gol.
Ada pujian untuk Howe yang kini disebut sebagai Antonio Conte-nya Inggris. Conte yang dikenal sebagai pelatih dengan organisasi pertahanan terbaik malah sedang menjalani fase sulit di Tottenham Hotspur.
”Ketika tim Anda tidak bisa mencetak gol, itu memang menjadi masalah. Hanya, itu tidak mengganggu keseimbangan tim karena ketika kami tidak kemasukan gol, lini serang juga tetap punya kontribusi. Bukan semata pemain (lini) bertahan,” beber Howe kepada Newcastle World.*