Supriyadi mengaku bahwa dirinya nekat melakukan tindakan kriminal tersebut terinspirasi dari Rusia dan Ukraina.
Ia bahkan mengakui jika ia belajar merakit bom seorang diri (otodidak).
Akibat, atas perbuatannya Supriyadi kini harus mendekam di Polsek Srono setelah beberapa jam melakukan tindakan teror tersebut, di rumah kediamannya tanpa melakukan perlawanan.
"Dari perang Rusia dan Ukraina," ungkap Supriyadi saat dirinya diamankan pihak berwajib pada Selasa, 17 Januari 2023.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tekankan Jajarannya Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan
Supriyadi melakukan aksi pelemparan bom tersebut sebanyak dua kali.
Aksi pertama dilakukan pada pukul 23:00 WIB, Supriyadi melempar bom molotov tersebut ke rumah mantan kekasihnya.
Padahal pada pagi harinya pelaku masih sempat menemui sang mantan.
Lalu di aksi keduanya, Supriyadi kembali melempar sebuah bom molotov rakitannya ke arah rumah NA pada siang hari.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tekankan Jajarannya Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan
Akibatnya, bom tersebut membakar sepasang kursi yang ada di teras rumah korban.
Motif Pelaku Teror dengan Bom Molotov
Terkait motif, Supriyadi mengaku nekat melakukan tindakan tersebut lantaran merasa sakit hari karena diputus cinta oleh korban.
Diketahui, Supriyadi dan NA sempat menjalin sebuah hubungan selama 7 bulan.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tekankan Jajarannya Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan
Sehingga karena alasan itu, ada dorongan Supriyadi untuk membakar rumah mantan kekasihnya tersebut dengan bom molotov.