PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM - Bahasa Besemah sudah menjadi penamaan resmi. Tapi aksara atau tulisannya masih disebut dengan aksara ulu. Mengapa tidak disebut aksara Besemah saja? “Aksara ulu dan aksara Besemah itu sebenarnya sama saja,”ucap RA Dewi Saputri, Ketua Yayasan Pesake Cabang Pagar Alam, dalam sebuah kesempatan wawancara beberapa waktu lalu.
Memang diakuinya, aksara ulu lebih populer ketimbang aksara Besemah. Apalagi dalam Kitab Simbur Cahye yang ditulis Ratu Sinuhun Palembang, aksara yang digunakan disebut dengan aksara atau surat ulu.
Toh, Wiwik menyatakan, perbedaan nama tersebut tidak perlu diperdebat panjangkan. Yang penting katanya, aksara Besemah maupun aksara ulu mesti dipahami dan dipelajari.
Adapun Mady Lani, seorang pemerhati Budaya Besemah, menjelaskan, dinamakan aksara ulu karena aksara ini berasal dari daerah uluan (hulu). Namun pada prinsipnya katanya, aksara ulu itu sejatinya adalah aksara Besemah.
BACA JUGA: Penuh dengan Makna, Menelisik Nama Dusun di Pagar Alam
Sementara itu Ketua Yayasan Pesake Palembang Ahmad Bastari Suan selain aksara ulu, aksara Besemah juga memiliki nama lain yakni surat ghincung. Ini karena katanya, aksara Besemah ditulis dengan gaya yang merencong.
Dr Sutiono Mahdi dan RA Dewi Saputri dalam buku Aksara Bese Besemah menjelaskan, dinamakan aksara Besemah kerab disebut surat ghincung karena mungkin setiap huruf ada garis yang merencong alias miring ke kanan.
Sutiono dan Dewi juga menjelaskan, dalam bukunya itu juga dihindari penggunaan istilah ulu. Ini ditujukan supaya tidak dianggap orang remeh atau ‘kampungan’. “Make make mudah kita ngicekkanye, dalam buku ini kah diguneka istilah surat ghincung baih, atau cukup nga kate surat saje,”tulis Sutiono dan Dewi di bab pertama.
Nama Jalan
Aksara Besemah sendiri sudah diterapkan ke pelbagai aspek, salahsatunya dalam penulisan nama jalan.
BACA JUGA:Intip Keseruan Tim Pagaralam Pos Channel 'Hunting' Durian di Lubuk Selo
Di Pagar Alam, nama-nama jalan ditulis dengan aksara Besemah. Tengok saja misalnya papan nama Jalan Air Perikan yang membelah kawasan Air Perikan Kecamatan Pagaralam Selatan. Juga papan nama Jalan Kapten Sanap yang membelah kawasan Dempo Reokan Kecamatan Pagar Alam Utara.
Nama dua jalan tersebut ditulis menggunakan aksara Besemah. Lalu di bawahnya juga ditulis nama jalan menggunakan aksara latin Bahasa Indonesia sehingga masyarakat umum bisa memahaminya. Papan nama kantor Lembaga Adat Besemah di kawasan Koramil Lama juga ditulis dengan aksara Besemah dan latin sekaligus.*