Turut Hadir mendampingi sejumlah pejabat negera Menteri Kabinet Indonesia Maju, di antaranya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri BUMN Erick Tohir.
Selain itu hadir juga para pejabat daerah yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, serta Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Pengembangan Dunia Keislaman
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas berharap masjid pemberian Presiden UEA ini dapat menjadi tempat pengembangan dunia keislaman di Indonesia, bahkan dunia.
BACA JUGA:Viral! Sepasang Kekasih Ditemukan Tewas di Hotel Ciputat
“Ini Masjid yang sangat indah. Saya berharap masjid ini mampu memberikan kontribusi bagi umat dalam pengembangan keislaman yang rahmatan lil alamin,” terang Menag di Surakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada seremonial peresmian.
“Selain itu, semoga (masjid ini) mampu membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia khususnya Solo, dengan kegiatan-kegiatan produktif ke depannya,” sambungnya.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menambahkan, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo diproyeksikan menjadi contoh tata kelola masjid yang profesional bagi masjid-masjid lain di seluruh Indonesia.
"Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan)," ujarnya.
BACA JUGA:Indra Kenz Tetap 10 Tahun Penjara
Menurutnya, masjid merupakan ruang kontestasi dan diseminasi informasi yang paling dipercaya publik. Merujuk pada fungsi masjid dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW melakukan ibadah dan pendidikan agama, konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi dan kewirausahaan di masjid.
"Selain itu, Masjid Sheikh Zayed Solo juga menjadi kebanggaan dan daya tarik wisata religi, sekaligus menjadi penanda adanya persahabatan dan kerja sama antarbangsa dalam penguatan peradaban Islam yang ramah untuk semua," katanya.
Kamaruddin juga berharap, Masjid Raya ini bisa menjadi pionir penguatan moderasi beragama. Menurutnya, upaya yang tengah dilakukan bukan hanya karena moderasi beragama telah menjadi program prioritas Kemenag, tetapi, karena penguatan moderasi beragama memang diperlukan.
"Masjid menjadi salah satu fokus penting penguatan moderasi karena di masjid-lah umat beragama secara rutin berkumpul.
BACA JUGA:Catat! Ini Syarat Beli Pertalite
Saya sering mengatakan masjid sebagai Mega Pesantren, tempat di mana jutaan umat Islam beribadah dan menambah ilmu tiap harinya, sehingga masjid harus menjadi sarana edukasi keagamaan yang moderat," pungkasnya. *