JAKARTA, PAGARALAMPOS.CO - Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) disebutkan Daryanto alias Kodir membersihkan darah yang ada di lantai menggunakan serokan berkaret.
Sementara bercak darah yang ada di tembok yang dulunya menjadi rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga menggunakan kain.
Tidak hanya Kodir, Petugas keamanan kompleks Polri Duren Tiga Marzuki sempat mengira suara letusan tembakan yang terdengar sekitar pukul 17.00 WIB pada tanggal 8 Juli tersebut adalah suara petasan.
“Saya pikir suara petasan, saya lihat ke depan sepi, ya, sudah gitu saja. Sekitar setengah enam (17.30 WIB) saya melihat banyak polisi masuk. Habis itu sebagian ada yang masuk, ada yang keluar,” ujarnya.
Kodir mengaku dirinya yang membersihkan darah Brigadir Yosua. Pria yang telah bekerja dengan Sambo sejak 2010 itu pun sempat melihat kamar Putri Candrawathi.
BACA JUGA:Terungkap! Pria Ini Membersihkan Darah Brigadir Yosua dengan Serokan Usai Kepalanya Dihajar Peluru
“Siapa yang membersihkan darah itu saudara Kodir?” tanya hakim. “Siap, saya Yang Mulia (yang membersihkan bercak darah),” kata Kodir.
Kodir mengaku memasuki ke dalam rumah setelah mendengar suara letusan lebih dari satu kali ketika peristiwa berdarah itu terjadi.
Saat Kodir memasuki rumah dinas Sambo, kompleks Polri Duren Tiga, tempat penembakan Brigadir J, sekitar pukul 20.00 WIB terdapat banyak orang di dalam.
BACA JUGA:Usianya Baru 17 Tahun, Remaja di Kota Bengkulu Ini Jadi Pelaku Curanmor, Begini Caranya Beraks.
“Begitu yang mulia, selanjutnya diangkat oleh orang-orang setelah datang,” ungkap Kodir.
Setelah bunyi letusan tembakan, Sambo keluar dari rumah. Selanjutnya, dia mendengar Sambo berbicara kepada ajudannya yang bernama Adzan Romer untuk menelepon ambulans.
“Ya setelah itu beliau sampaikan kepada Om Romer sependengaran saya telepon ambulans secepatnya,” jelasnya.
BACA JUGA:Proaktif Dalam Menjaga Kebersihan
Ia lantas membersihkan sejumlah titik di rumah dinas Sambo tersebut pascainsiden penembakan terhadap Brigadir J.