JAKARTA, PAGARALAMPOS.CO - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden meluapkan kemarahannya dan mengancam bakal memberikan "konsekuensi" kepada Arab Saudi dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) lantaran mengurangi produksi minyak.
"Saya tak akan membicarakan apa yang saya pertimbangkan dan apa yang saya pikirkan. Namun akan ada, konsekuensi," kata Biden saat diwawancara CNN, dikutip Kamis 13 Oktober 2022.
Dilaporkan bahwa, saat ini 13 negara yang tergabung dalam OPEC dan sepuluh negara aliansi mereka yang dipimpin Rusia memutuskan untuk mengurangi produksi minyak hingga dua juta barel per hari mulai November.
Alhasil, keputusan tersebut menuai amarah Amerika Serikat. Sebab, akan berpotensi meningkatkan risiko kenaikan harga bensin secara global.
Kepala Komite Senat urusan Hubungan Luar Negeri AS, Bob Menendez, berpendapat bahwa Arab Saudi lebih memilih Moskow ketimbang Washington.
"Kami ingin mengetahui bahwa saat situasi memburuk, saat terjadi krisis global, Saudi bakal memilih kami ketimbang Rusia," kata Menendez.
Dapat diketahui, Perserikatan OPEC (The Organization of the Petroleum Exporting Countries) yang beranggotakan 23 negara menyepakati pemotongan produksi minyak besar-besaran dalam pertemuan di Wina, Rabu 5 Oktober 2022.
Organisasi ini didirikan oleh 13 produsen minyak utama OPEC serta 10 negara non-OPEC lainnya, termasuk diantaranya Rusia.
Gubernur OPEC Iran Amir Hossein Zamaninia mengatakan kelompok tersebut setuju untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai November.
Pemotongan itu kemungkinan akan menyebabkan kenaikan harga minyak.
"Keputusan didasarkan pada ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global," demikian pernyataan resmi OPEC.
Menteri Energi Saudi Arabia Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa OPEC adalah "kekuatan moderat" dan bertujuan "untuk mewujudkan stabilitas."
"OPEC bermaksud untuk tetap "berada di depan kurva" dalam menghadapi "periode ketidakpastian yang beragam," imbuhnya.
Aliansi itu mengatakan akan memperbarui kerja sama antara anggota OPEC dan non-anggota, yang akan berakhir pada akhir tahun.