PAGARALAMPOS.CO - Kasus Irjen Pol Ferdy Sambo tiada habisnya untuk dibahas. Kali ini Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD blak-blakan tentang grup Irjen Ferdy Sambo di Polri.
Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sendiri saat ini berstatus tersangka pembunuhan berencana terhadap Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Dia dalangnya. Menurut Mahfud MD, penyelesaian kasus pembunuhan Brigadir J sendiri sempat terhambat lantaran ada kelompok berupaya menutupi peristiwa Duren Tiga itu. Salah satunya grup Ferdy Sambo.
BACA JUGA:Diduga Peras ASN 5 Wartawan di Lampung Ditangkap Polisi
Mahfud menyebut hambatan-hambatan pengungkapan kematian anggota Brimob Polri itu terjadi lantaran adanya banyak masalah di internal Korps Bhayangkara.
"Yang jelas, ada hambatan-hambatan di dalam secara struktural, karena ini tidak bisa dipungkiri ada kelompok Sambo sendiri," ungkap Mahfud dalam dialog yang ditayangkan YouTube pada akun Akbar Faizal Uncencored, dikutip Jumat (19/8). Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bahkan menggambarkan betapa berkuasanya grup Irjen Ferdy Sambo tersebut di Polri.
"Seperti menjadi kerajaan Polri sendiri di dalam, seperti submabes yang sangat berkuasa. Ini yang menghalangi-halangi sebenarnya," beber tokoh asal Madura itu. Namun, setelah menempuh langkah taktis, sebagian grup Sambo itu langsung dibereskan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
BACA JUGA:Dokumen Rahasia
"Kelompoknya yang 31 orang itu, yang sekarang sudah ditahan. Saya sudah sampaikan ke Polri dan ini harus diselesaikan," ujar guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut.
Mahfud MD Semprit Benny Mamoto
Sebelumnya dalam dialog itu Mahfud MD juga mengungkap langkahnya memanggil Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto membicarakan kasus pembunuhan Brigadir J. Mahfud melakukan itu setelah melihat banyak kendala di awal penanganan kasus tersebut, salah satunya karena ada skenario membalikkan narasi penembakan.
Kepada Benny Mamoto yang pensiunan Polri dengan pangkat jenderal bintang dua, Mahfud menanyakan mengapa sulit mengungkap kasus itu secara transparan dan akuntabel. "Kenapa ini lama? Kan, arahnya seharusnya sudah berbelok," ucap Mahfud menirukan kalimatnya kepada Irjen purnawirawan Benny.
BACA JUGA:438 ASN Pemprov Sumsel Terima Satyalancana Karya Satya
Setelah itu, Benny menceritakan hambatan yang dihadapi, yaitu penyidik yang ingin membuat terang kasus itu dihalangi-halangi. "Ya, kira-kira kelompoknya Sambo itu," ujar Mahfud menirukan ucapan Benny.
Hambatan itu kemudian dibereskan. Mahfud mengusulkan perlunya Polri melakukan bedol desa. Grup Irjen Sambo bisa dinonaktifkan dari tugas dan ditahan. Usul itu diteruskan Benny kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang segera mengeksekusinya. Akibatnya, puluhan perwira menengah dan beberapa perwira tinggi Polri yang diduga terlibat diungsikan ke tempat khusus selama proses penyidikan.
"Dari situ terus lancar. Semua ketemu. Sesudah itu Bharada mengaku, dia menulis sendiri pengakuan. Bagaimana membunuhnya, siapa di situ. Jadi, lancar semua," tutur Mahfud. (fat/dom/jpnn)