PAGARALAM POS, Lahat – Antrean panjang untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU di Kabupaten Lahat, masih terlihat di momen perayaan HUT Ri ke 77 Tahun ini. Salah satunya di SPBU Kota Raya. Dari kedua sisi jalan, baik dari arah Kecamatan Lahat maupun dari arah Kecamatan Merapi Barat, deretan panjang kendaraan terlihat masih mengantri untuk mendapatkan BBM jenis solar dan pertalite. Kondisi ini sudah terjadi sejak awal tahun 2022 ini.
BACA JUGA:Dua tahun Vakum, Gerak Jalan Dan Karnaval Meriah
“Kapan antrean BBM ini berakhir. Setiap kali mau isi BBM harus meluangkan waktu yang lama dulu,” kata Agus, warga Kota Lahat, Kamis (18/8). BACA JUGA:Berikan Wawasan Kebangsaan Bagi WBP Menurut Agus, di momen kemerdekaan ini, kondisi ini harus jadi perhatian. Harus ada solusi yang diberikan Pemerintah untuk masyarakat, karena BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. Saat BBM sulit, transfortasi bisa lumpuh, imbasnya pada meningkatnya lagi harga jual bahan pokok di masyarakat. “Mungkin bagi sebagain orang yang memiliki banyak uang, ini bukan masalah. Tapi bagi kita rakyat kecil ini, ini masalah besar. Harus ada solusi,” ujarnya. BACA JUGA:SMPN 1 Jarai Borong Piala Sebelumnya, Area Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, kebutuhan BBM di Kabupaten Lahat aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Pada bulan Juni lalu, tercatat ada peningkatan 18 persen untuk penyaluran Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) produk Bio Solar, dan peningkatan 22 persen Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) produk Pertalite. BACA JUGA:Waspada Skimmer di Lubang Mulut Mesin ATM, Pakar Siber Ini Punya Tips “Tidak ada kelangkaan. Produk dapat langsung ditanyakan ke pihak SPBU, apabila dalam pengiriman bukan defisini kelangkaan. Nah apabila ada SPBU tidak sesuai aturan, maka silahkan sampaikan kepada kami, dibuktikan dengan foto dan data. Terbukti, ada sanksi," tegasnya. Sementara, Sekda Lahat, Chandra SH MM melalui Kabag SDA, Syaifullah Aprianto sebelumnya juga mengatakan, untuk suplai solar tahun 2022 ini berkisar 15 ribu Kilo Liter (Kl) pertahun. Padahal untuk realisasi tahun 2021 lalu mencapai 20 ribu Kl."Kuota sudah tidak bisa lagi ditambah di tahun 2022 ini, kemungkinan di tahun depan, kita usulkan kepada Pertamina," katanya. Menurut Syaifullah, untuk mengatasi persoalan ini, seharusnya Pertamina membatasi pembelian BBM subsidi kepda pelanggan, sebab antrean masih terus terjadi di beberapa SPBU. "SPBU harus berikan pembatasan pembelian untuk per hari setiap kendaraan, jika itu dilakukan, kemacetan mungkin bisa terurai," ujarnya. (Her18)