Brigadir J Menangis Sebelum Tubuhnya Terkapar Tertembus Peluru

Kamis 28-07-2022,11:00 WIB
Reporter : Disway.Id
Editor : Bodok

PAGARALAMPOS.COM - Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) menangis sebelum tubuhnya tertembus peluru dalam tragedi berdarah di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.

Rekaman Brigadir J menangis disimpan rapi pihak keluarga. Rekaman elektronik itu merupakan bukti bukti Brigadir J ketakutan lantaran adanya ancaman pembunuhan yang diterima.

Benarkan peristiwa ini, pihak pengacara keluarga membenarkan adanya curhat Brigadir J sebelum insiden yang menyebabkan dirinya tertembus peluru Bharada E.

BACA JUGA:Ini Statement Ramadhan yang Sebut Sambo Tidak ada di TKP, Praktisi: Beda dengan Komnas HAM Apa Motifnya?

“Ya ada ancaman pembunuhan. Itu terjadi sejak bulan Juni 2022.Ini temuan, dari rekaman elektronik,” terang dilansir Disway.id Minggu, 24 Juli 2022. 

Penemuan jejak digital dugaan pembunuhan berencana itu tentu menjadi bukti adanya tekanan. 

BACA JUGA:Pemakaman Brigadir J Dengan Upacara Kedinasan, Pengacara: Sebuah Keberhasilan dan Menghapus Aib

“Dia (Brigadir J) ketakutan, menangis. Ada ancaman untuk dibunuh dan dihabisi,” jelas Kamarudin seraya menyebut rekaman elektronik tengah didalami tim labfor.

Menanggapi peristiwa terbunuhnya Brigadir J, kriminolog dari Universitas Indonesia Kisnu Widagso meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait kejanggalan kematian Brigadir J.

BACA JUGA:Menunggu Hasil Autopsi Brigadir J, Susno Duadji: Sepanjang Jujur Wibawa Polri Tak Akan Jatuh

Sebaiknya publik menunggu Tim Khusus mengungkap puzzle atau teka-teki terkait kasus ini. “Idealnya, puzzle-nya ngumpul dulu baru kemudian bisa dijelaskan,” kata Kisnu dalam keterangan yang diterima. 

Kejanggalan demi kejanggalan yang menjadi sorotan publik, menurut Kisnu, diakibatkan asumsi yang terbentuk ketika kepingan puzzle masih belum lengkap.

BACA JUGA:Ada Sambo di TKP saat Brigadir Joshua Ditembak, Kok Beda dengan Pernyataan Polisi, Cek 4 Fakta Ini

Oleh karena itu, ia meminta kepada publik untuk menunggu Tim Khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk melengkapi kepingan puzzle tersebut.

Kuncinya, kata Kisnu, sebenarnya keterbukaan informasi. Menurut dia, untuk melengkapi sebuah puzzle, terdapat informasi yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya korban, saksi, dan bukti lainnya.

Kategori :