Lembuswana, Penjaga Legenda Kutai Martadipura: Dari Mitos Sakral hingga Ikon Sejarah Nusantara

PAGARALAMPOS.COM - Patung Lembuswana merupakan salah satu monumen paling ikonik di Kalimantan Timur, terutama bagi masyarakat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Bangunan megah ini tidak hanya menjadi penanda keindahan kota, tetapi juga menggambarkan kejayaan masa lalu Kerajaan Kutai—kerajaan tertua yang tercatat dalam sejarah Nusantara.

Lembuswana sendiri dikenal sebagai makhluk mitologis yang dipercaya menjadi tunggangan para raja sekaligus penjaga kerajaan dalam legenda masyarakat Kutai.

Asal-usul dan Makna Filosofis Lembuswana

Dalam tradisi lisan masyarakat Kutai, Lembuswana digambarkan sebagai makhluk ajaib hasil perpaduan dari beberapa hewan: memiliki kepala gajah, tubuh seperti lembu atau kuda, bersayap, dan berekor naga.

BACA JUGA:7 Kegunaan Buah Mengkudu untuk Kesehatan

Sosoknya melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, serta perlindungan terhadap kerajaan dan rakyatnya.

Nama “Lembu” berarti sapi atau lembu, sedangkan “Swana” diyakini berasal dari kata “Suwana”, yang bermakna makhluk agung atau suci.

Berdasarkan kisah kuno, Lembuswana adalah tunggangan Raja Mulawarman—penguasa besar Kerajaan Kutai Martadipura—yang berperan sebagai penjaga istana sekaligus simbol hubungan spiritual antara raja dan para dewa.

Bagi masyarakat Kutai, kehadiran patung ini merupakan wujud penghormatan terhadap kejayaan nenek moyang dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:Manfaat Kunyit Asam untuk Kesehatan: Rahasia Tradisional untuk Tubuh Sehat dan Bugar!

Sejarah Pembangunan Monumen

Patung Lembuswana dibangun di pusat Kota Tenggarong, tepat di depan Museum Mulawarman, yang dahulu merupakan istana kerajaan Kutai Kartanegara.

Pendirian monumen ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya sekaligus mempercantik kawasan kota.

Sumber: