Mengungkap Sejarah Prasasti Tukmas, Peninggalan Kuno di Sumber Mata Air Emas!
Mengungkap Sejarah Prasasti Tukmas, Peninggalan Kuno di Sumber Mata Air Emas!-net: foto-
PAGARALAMPOS.COM - Prasasti Tukmas merupakan salah satu peninggalan penting dari masa awal berkembangnya kebudayaan Hindu di Pulau Jawa.
Prasasti ini ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Letaknya yang berada dekat dengan sumber mata air alami menunjukkan bahwa tempat ini dahulu dianggap suci dan menjadi lokasi ritual keagamaan.
Nama “Tukmas” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jawa kuno, yaitu tuk yang berarti mata air dan mas yang berarti emas. Hal ini menggambarkan betapa berharganya sumber air tersebut bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Sejarah Museum Mulawarman: Jejak Kerajaan Kutai di Tepi Mahakam!
Isi dan Bahasa Prasasti
Tulisan pada Prasasti Tukmas menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, menunjukkan kuatnya pengaruh kebudayaan India pada masa itu.
Bentuk aksara dan gaya bahasanya diperkirakan berasal dari abad ke-6 hingga abad ke-7 Masehi, pada masa awal masuknya agama Hindu di Jawa Tengah.
Isi prasasti sebagian besar menceritakan tentang mata air Tukmas yang dianggap suci dan disejajarkan dengan Sungai Gangga di India.
BACA JUGA:Sejarah Museum Kayu Tuah Himba: Warisan Hutan dan Budaya Kalimantan Timur!
Di dalam prasasti juga terdapat pujian kepada dewa-dewa Hindu, khususnya Dewa Wisnu yang dikaitkan dengan aliran air sebagai simbol kehidupan.
Selain tulisan, prasasti ini juga dihiasi relief berupa simbol-simbol penting dalam agama Hindu, seperti trisula, kendi air, cakra, sangkha (keong), dan kapak.
Simbol-simbol ini terkait erat dengan Dewa Wisnu dan Dewa Siwa, sehingga memperkuat dugaan bahwa prasasti ini berkaitan dengan aktivitas keagamaan atau tempat pemujaan.
Penemuan Prasasti Tukmas
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
