Pemkot PGA

Sejarah dan Misteri Kerajaan Pengging: Jejak Peralihan Zaman dari Legenda hingga Spiritualitas Jawa!

Sejarah dan Misteri Kerajaan Pengging: Jejak Peralihan Zaman dari Legenda hingga Spiritualitas Jawa!

Sejarah dan Misteri Kerajaan Pengging: Jejak Peralihan Zaman dari Legenda hingga Spiritualitas Jawa!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Pengging adalah salah satu kerajaan kuno di Jawa yang menyimpan banyak kisah sejarah sekaligus balutan misteri.

Lokasinya diperkirakan berada di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, dan sering disebut dalam berbagai babad, seperti Babad Tanah Jawi maupun kisah rakyat yang masih lestari hingga sekarang.

Meski bukti arkeologinya tidak sebanyak kerajaan besar seperti Mataram Kuno atau Majapahit, nama Pengging tetap harum karena legenda-legenda yang diwariskan turun-temurun.

Asal-Usul dan Berdirinya Kerajaan

BACA JUGA:Rahasia Tembok Kota Tua yang Masih Menyimpan Jejak Misteri Zaman Dulu

Sejarah Pengging erat kaitannya dengan masa kejayaan kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah. Menurut kisah yang beredar, Kerajaan Pengging berdiri sekitar abad ke-15.

Kerajaan ini dipimpin oleh raja yang dikenal dengan sebutan Prabu Anglingdriya, meskipun ada versi yang menyebutkan penguasanya bernama Prabu Pengging Sepuh.

Wilayah Pengging terletak di daerah subur di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Letaknya yang strategis membuat kerajaan ini berkembang dalam bidang pertanian sekaligus perdagangan.

Tanah yang makmur menjadikan Pengging sebagai pusat kehidupan masyarakat, dengan sistem sosial yang kuat dan pengaruh budaya Jawa yang kental.

BACA JUGA:Ngopi di Jejak Kolonial yang Disulap Jadi Kafe Estetik Kekinian

Hubungan dengan Kerajaan Majapahit dan Demak

Kisah Pengging tidak bisa dilepaskan dari dinamika kerajaan besar lain di Jawa. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Pengging memiliki hubungan dengan Majapahit, baik secara politik maupun budaya.

Setelah masa kejayaan Majapahit meredup, muncul kekuatan baru yaitu Kesultanan Demak.

Dalam Babad Tanah Jawi, disebutkan bahwa Raja Pengging tidak serta merta tunduk pada Demak. Hal ini menimbulkan pertentangan yang memicu peperangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait