Ternyata Inilah Alasan Suku Karen dan Tradisi Leher Panjangnya yang Unik dan Antimainstream

Ternyata Inilah Alasan Suku Karen dan Tradisi Leher Panjangnya yang Unik dan Antimainstream

Ternyata Inilah Alasan Suku Karen dan Tradisi Leher Panjangnya yang Unik dan Antimainstream-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Ketika berwisata di Thailand, mungkin Anda akan berkesempatan mengunjungi Long Neck Karen Village. 

Di sini, Anda dapat bertemu dengan perempuan dari suku Karen yang terkenal dengan leher panjang akibat tumpukan kalung kuningan.

Namun, siapakah mereka dan apa tujuan di balik tradisi unik ini? Suku Karen terbagi menjadi empat grup besar: Sgaw (White Karen), Po (Red Karen), Pa-O, dan Kayah.

BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno

BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau

Karen Long Neck, atau Kayan Lahwi, adalah bagian dari Red Karen. Mereka berasal dari Myanmar dan sebagian besar melarikan diri ke Thailand sebagai pengungsi karena konflik internal.

Wanita suku Karen Long Neck mulai mengenakan kalung kuningan sejak usia dini. Kalung ini menurunkan tulang selangka dan rusuk, menciptakan ilusi leher yang lebih panjang.

Berikut adalah beberapa teori mengenai tujuan tradisi ini:

BACA JUGA:Mengenal Kebudayaan Suku Simalungun dengan Tradisi Unik dan Filofofi Kehidupan yang Bernilai Tinggi

BACA JUGA:Miliki Ragam Budaya dan Tradisi yang Unik! Inilah Kebudayaan Suku Simalungun yang Harus Kamu Tau!

Perlindungan dari Hewan Buas Teori ini menyatakan bahwa kalung kuningan melindungi leher dari serangan hewan buas seperti singa dan macan.

Pencegahan Penculikan Menurut Sinchi Foundation, kalung tersebut juga berfungsi untuk mengurangi risiko penculikan oleh pria dari suku lain.

Standar Kecantikan Saat ini, leher panjang dianggap sebagai simbol kecantikan di kalangan suku Karen.

BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: