Pembuat Dawat Khas Kelurahan Pagaralam, Tetap Bertahan Ditengah Tantangan Ekonomi Yang Sulit
Pembuat Dawat Khas Kelurahan Pagaralam, Tetap Bertahan Ditengah Tantangan Ekonomi Yang Sulit--
PAGARALAMPOS.COM - Ditengah tengah kelopak hijau dusun Pagaralam, Kelurahan Pagaralam, sebuah tradisi yang kaya akan kehangatan dan kebersamaan tetap berkobar, meskipun angin tantangan ekonomi bertiup kencang.
Dawat, hidangan khas yang menyemarakkan bulan suci Ramadhan, tetap dihasilkan dengan semangat tak kenal lelah, menembus bayang-bayang krisis ekonomi yang melingkupi.
Salim Efendi, sosok yang telah menjadi pilar dalam kegiatan ini, membagikan cerita tentang perjalanan tahunan pembuatan Dawat di dusun tersebut, Meskipun melihat sedikit penurunan permintaan dibandingkan tahun sebelumnya, Salim dengan tegas menyatakan bahwa semangat untuk menghasilkan Dawat tidak pernah pudar.
"Setiap bulan puasa kita selalu membuat Dawat. Tahun lalu, permintaan Dawat begitu tinggi hingga sampai 10 kuali habis terjual. Namun, tahun ini mengalami sedikit penurunan, hanya 9 kuali yang terjual habis," ungkap Salim Efendi dengan penuh semangat.
BACA JUGA:Es Teler, Minuman Segar Mengembalikan Energi Pasca Puasa, Begini Penampakan dan Harganya!
Namun, meskipun angka penjualan menunjukkan sedikit penurunan, Salim dan timnya tidak menyerah.
Mereka memproduksi 4 hingga 5 kuali Dawat setiap harinya, dengan satu kuali berisi 7 kilogram, sehingga total produksi per hari mencapai 35 kilogram.
Tidak hanya dijual dalam kemasan bungkusan, Dawat juga tersedia dalam kemasan kiloan atau emberan.
Bahan baku utamanya adalah tepung beras, dengan Suji sebagai pewarna alami yang memberikan sentuhan unik pada hidangan tersebut.
BACA JUGA:Kukejar Mimpi jadi Film Terbaru Aisyah Aqilah, Yuk intip Sinopsis dan Jadwal Tayangnya Disini
Salim berharap bahwa Ramadhan tahun ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, semangat untuk menjaga tradisi Dawat terus berkobar, tak lekang oleh waktu.
Di sisi lain, Medi, salah satu pembeli setia Dawat, menyampaikan pandangannya tentang kenaikan harga bahan baku.
"Meskipun harga Dawat naik karena kenaikan harga beras, namun kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan," ujarnya. Baginya, Dawat buatan Pak Salim tetap menjadi pilihan utama untuk menikmati hidangan berbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: